Ritual Adat Sapundu

Ritual adat yang masih Lestari dilaksanakan oleh warga Desa engkalang. Hal ini semata-mata sebagai wujud penghormatan bagi leluhur mereka. Ritual ini dilaksanakan apabila ada kedatangan tamu desa dan tujuan tertentu seperti pembersihan desa dari gangguan roh-roh jahat, menurut keyakinan mereka. Ritual ini tidak semudah seperti apa yang kita ungkapkan.  Mebutuhkan beberapa persiapan-persiapan khusus. Kemudian akan dipandu oleh seorang tokoh adat setempat.
                Persiapan yang harus dilakukan dalam ritual adat ini, diantaranya adalah mempersiapkan beberapa makanan dan minuman (tuak). Bukan untuk tujuan berpesta dan mabuk-mabukan. melainkan sebagai syarat medianya.
                Pemandu ritual pun tidaklah asal tunjuk oleh warga setepat. Ada mantera-mantera ucapan doa dan permohonan yang diucapkan/disampaikan secara runtun dan rapi. Tidak semua tokoh adat yang bisa melaksanakannya.
                Menurut cerita masyarakat desa Mengkalang, pernah terjadi sebuah pengabulan hajat dan permohonan warga di masa dulu melalui ritual ini. Tepatnya di tahun 1993 dan Tahun 1998 saat kemarau panjang dan kelaparan gagal panen padi melanda desa. Tokoh adat dan warga melangsungkan acara ritual adat ancak ini. Dalam waktu sekejap, permohonanpun terkabulkan. Entah secara kebetulan atau memang terjadi. Namun, kejadian ini tidak hanya sekali atau dua bahkan tiga kali. Hujan turun lebat sepanjang hari disaat kemarau waktu itu. red.
                Begitu juga saat kedatangan orang asing (tamu) ke desa Mengkalang. Ada yang tidak mempercayai ucapan adat istiadat warga setempat dan tidak melaksanakan acara ritual.


Tamu mengalami kegagalan dalam kegiatan kunjungannya di Desa Mengkalang. Ada hal-hal yang terjadi pada acara kunjungan. Mengakibatkan beberapa kegiatan tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya, masa itu.
                Tim JEWISTA sebelum mendatangi beberapa tempat objek wisata di daerah Desa Mengkalang-pun. Melakukan bersama warga untuk acara ritual adat. Hasilnyapun, bukan suatu kebetulan keadaan alam. Perantara ritual itulah warga memohon kepada Tuhan yang Maha Esa. Bukan menyembah berhala, hanya saja tempat, tata cara dan pengucapan penyapaian doanya sangat berbeda dengan agama-agama lainnya. Kita hanya mempercayai bukan meyakini untuk dilaksanakan. Karena adat merupakan tradisi turun temurun (kaharingan) yang harus dilestarikan.
                Warga desa Mengkalang mayoritas menganut agama Kristen Katolik dan protestan, sedikit warga yang menganut agama islam. Namun mereka saling menghargai, menghormati kepercayaan mereka masing-masing. Untuk itulah desa Mengkalang merupakan desa yang damai bertoleransi dan bersosial dalam azas falsafah Pancasila dan UUD 1945.
                Adapun secara garis besar rentetan upacara adat ritual ini dimulai dari rumah adat (ancak). Disini akan dilakukan beberapa ritual dan penyampaian permohonan melalu mantera yang mereka sebut (soi / basoi). Setelah dari sini, para tokoh pemandu ritual melanjutkan ritual di rumah penyimapanan tulang para leluhurnya yang disebut mereka (sandung).

Beberapa rentetan ritualpun dilaksanakan di sandung. Setelah melaksanakan ritual di sandung, barulah para tamu atau kegiatan dapat dilaksanakan.
                Tanggal 16 April 2017 tepatnya pukul 14.30 WIB di desa Mengkalang. Tim JEWISTA menghadiri ritual itu. Tampak para tokoh adat ritual menyampaikan semua keinginan kami saat itu. Suasana masa itu sedang gerimis dan haripun mendung.
                Pak Namel sebagai   pimpinan ritual         menyampaikan permohonan agar tidak terjadi hujan selama dua  hari Tim       Jewista di desa Mengkalang. Agar Tim JEWISTA lancar melaksanakan kunjungan dan meliput cagar alam yang ada di daerah Desa Mengkalang. Seketika mataharipun muncul, awan gelap sirna dan gerimispun berhenti turun membasahi bumi. Keesokan harinya, Tim Jewista pergi ke objek tujuan wisata alam. Cuaca hingga sore harinya sangatlah cerah.
                Konon selama ini warga desa Mengkalang hanya beberapa orang saja yang dapat mendatangi objek wisata alam yang Tim Jewista datangi. Alasan selain jaraknya jauh dari desa Mengkalang, untuk di lokasipun akan menemui suasana cuaca yang gelap seperti senja magrib, padahal waktu menunjukkan tepat pertengahan hari siang. Untuk itulah warga ragu untuk kegiatan Tim JEWISTA ke sasaran/objek itu.

                Silingkan Bidadari, merupakan sumber air bersih desa Mengkalang. Tempat inilah yang dirasakan Tim JEWISTA sangat melelahkan untuk menggapai puncak / tempatnya. Melalui pendakian bukit (bukit Lobur), terlihat tidak setinggi bukit-bukit yang ada di wilayah itu. namun Tim merasakan sugesti akan ketinggian bukit Lobur. Seperti menaiki puluhan anak tangga untuk mencapai puncaknya. Ternyata bukit lobur menyimpan cerita sejarah tersendiri di zaman dahulunya. Mungkin sugesti itulah yang memberatkan Tim untuk mendaki. Beberapa anggota crew JEWISTA merasakan kelelahan di pertengahan bukit.
                Jarak tempuh kurang lebih tiga jam perjalanan mendaki. Setibanya di silingan Bidadari, Tim melepas lelah di bendungan air bersih yang mancur deras, sembari melahap bekal yang dibawa. Pacat, semut dan duri hampir tidak terasakan akibat kelelahan itu. Hanya beberapa waktu Tim Jewista di bendungan air bersih Silingan Bidadari. Tim Melanjutkan perjalanan pulang ke desa Mengkalang. Tim menuruni bukit selama 3 jam perjalanan menyusuri paralon air bersih dari Silingan Bidadari.
                Sebelum mencapai sungai Batangkawa di desa Mengkalang, Tim Jewista berhenti istirahat sejenak untuk mandi di Silingan Rongun. Guide Tim Pak Budul dan Pak Ocoy setia menunggu Tim yang sedang mandi di silingan Rongun.
                Silingan Rongun hanya berjarak 3 km dari desa Mengkalang. Perjalanan kaki dua jam. Silingan Rongun memiliki potensi untuk wisata air. Arung Jeram sangatlah cocok di silingan rongun.  Pukul 16.00 WIB saat itu, Tim pulang menuju desa Mengkalang. Dengan menyeberang menggunakan perahu dayung, Tim tiba di rumah (camp).
                Sambutan hangat warga desa Mengkalang kepada Tim JEWISTA, sangatlah berkesan. Suatu saat, Tim JEWISTA akan berkunjung kembali ke desa Mengkalang. Untuk sasaran Objek wisata bersejarah lainnya. Diantaranya adalah Pengampung Batu Liau yang merupakan asal usul desa Mengkalang, Sarang Peruya, Dukuh Kuli, Liu, Dukuh Beruang Buta dan masih banyak lagi yang akan Tim JEWISTA kunjungi nantinya.
                Semoga perjalanan Tim Jewista dapat berkah manfaat bagi semuanya. Karena, tidak banyak yang mendatangi dan mengetahui keberadaan, objek wisata alam dan cagar budaya daerah yang ada di desa Mengkalang.  



                Harapan lain dari Tim JEWISTA adalah warga masyarakat desa Mengkalang untuk sadar wisata. Menyediakan fasilitas tempat duduk, kapal karet, MCK dan pandopo kecil di sekitar objek wisata. Dengan adanya Tim JEWISTA, informasi publikasi dan promosi objek wisata yang ada di desa mengkalang, dapat terealisasi ke dunia luar.
                Seperti yang diungkapkan oleh pak Kepala Desa (JISON) kepada Tim JEWISTA. Bahwa desa Mengkalang membutuhkan bimbingan dalam bidang kepariwisataan. Untuk kelestarian dan popularitas desa Mengkalang ke depannya.
                Tim JEWISTA dalam program kunjungan ini adalah membimbing dan mensosialisasikan tentang pentingnya pendatang/tamu (touris) domestik atau manca negara untuk berkunjung ke desa Mengkalang. Selain menjadi penunjang perekonomian warga, para tamu akan mendapatkan pengalaman yang luar biasa saat berkunjung di Desa Mengkalang. Tim JEWISTA berusaha menginformasikan keadaan cagar alam, cagar budaya yang ada di Desa Mengkalang. Bukan untuk keuntungan Tim JEWISTA, melainkan keuntungan bersama.
                Tim JEWISTA akan membimbing warga dalam berkarya seni, kerajinan dan keterapilan yang terpendam. Tim JEWISTA atas dukungan dan ijin dari Kepala desa dan Warga Mengakalng, akan mendirikan sebuah sanggar seni musi dan tari daerah serta modern, akan melakukan pelatihan ilmu teknologi semampu Tim. Akan membimbing warga menjadi warga yang kreatif aktif dan berkualitas di dunia industri kecil, menengah ke atas.
                Tim JEWISTA tidak mengharapkan lebih dari upah atau gaji/honnorium dalam membina warga desa Mengkalang. Tim Berharap, JEWISTA dapat berguna bagi masyarakat banyak.
                Tim JEWISTA memiliki potensi di atas rata-rata tentang ilmu pengetahuan, pendidikan dan pengalaman. Crew dan staff JEWISTA adalah orang-orang yang terdidik dan berpendidikan tinggi di bidangnya masing-masing. Semoga ilmu itu dapat tersalurkan ke warga masyarakat Desa Mengkalang.
                Kalau boleh dipaparkan sedikit progran perencanaan Tim Jewista untuk masyarakat desa Mengkalang diantaranya adalah memberikan pelatihan dalam ilmu pengetahuan teknologi.  

                Mengenalkan komputer dan aplikasi pengeditan (design) grafis. Pelatihan recording (pemula).
                Tim JEWISTA juga akan melatih keterampilan khusus dibidang seni. Seni Tari, seni Musik, seni karungut, seni menyupit dan seni menganyam.
                Tim JEWISTA akan memilih beberapa orang atau kelompok warga yang berkompeten dibidangnya masing-masing untuk menyelenggarakan Tour pentas ke luar daerah. Penjualan hasil karya kriya seninya ke luar daerah. Rencana inipun akan mulai dilaksanakan Tim JEWISTA dalam tahun 2017 ini.
                Semua itu akan dilaksanakan Tim JEWISTA setelah mendapatkan dukungan penuh dari Kepala Desa dan Warga Desa Mengkalang. Dukungan yang dimaksudkan adalah penganggaran biayanya sebagai modal pertama tiap kelompok yang dibentuk.
                Tim JEWISTA tidaklah terjun menangani sebuah proyek keras yang berhubungan dengan pembangunan dan pengadaan barang / proferty. Seperti pembuatan jalan, jembatan, gorong-gorong, bangunan dan yang lainnya.
                JEWISTA berfokus sesuai ketentuan dan kebijakan JEWISTA yang tertuang dalam Akta Notaris pendirian CV. PATAR BUANA JAYA. Jewista merupakan bagian dari CV PATAR BUANA JAYA. Pergerakan dan program kerjanya dibidang penyelenggaraan kegiatan (Event Organizer), Kesenian (pertunjukkan), Seni Kerajinan dan ketangkasan bakat, Seni bahasa dan penulisan, Olahraga dan Perfilman. sesuai SK.AKT_N. No: 247.02.17/II.25/2017.
                Maka dari itulah JEWISTA terbentuk untuk orang banyak. Bukan mencari keuntungan di warga desa. Warga desa adalah mitra kerja JEWISTA. Hasil pembimbingan JEWISTA dalam wujud kepuasan kebanggan batin lah yang menjadi harapan JEWISTA.
                Bukan Omong kosong untuk menambah-nambahi bait dalam paparan ini. Namun bukti mulai JEWISTA perlihatkan dengan adanya tulisan ini yang merupakan biaya anggaran Tim JEWISTA sendiri. Bukti pergerakan untuk mencapai hasil pengharapan ke depanya, akan JEWISTA perlihatkan dalam setahun 2017 ini di desa MENGKALANG.
               
= 0 =

JEWISTA 2017

Related

wisata alami 3819239505389023763

Posting Komentar

emo-but-icon

Total Pageviews

Statistik

item